i didn’t see that she was standing, right in front of me, i never noticed she’d been walking, right here beside me
nampaknya saya jatuh hati. err, saya belum berani bilang saya jatuh cinta, karena saya juga masih tidak yakin dengan apa yang saya rasakan sekarang ini. tidak, perasaan ini tidak sama dengan si gadis impian, yang saya tahu itu cuma sebatas impian apapun yang saya lakukan dan apapun yang terjadi. saya tidak tahu kenapa saya bisa merasa begini, karena sejujurnya wanita ini pun bukanlah wanita yang selama ini saya pikir jodoh saya, terutama jika kita bicara wanita idaman yang ideal versi saya. but heyy, terkadang kita harus menelan ludah sendiri bukan? justru dengan wanita yang selama ini saya pikir saya tidak akan jatuh hati, saya malah tersandung dan jatuh semakin dalam…
i’ve been searching every stone, taken every path unknown, followed where the wind has blown, i’ve been so blind
i’ve been climbing every tree, after swimming the darkest sea, nothing did appear to me, i’ve been so blind
i didn’t see that she was standing, right in front of me, i never noticed she’d been walking, right here beside me
i’ve been so blind
tapi beranikah saya membuka mata, mengakui kalau saya benar-benar jatuh hati, dan melangkah lebih jauh? beranikan saya menghadapi kenyataan atau hanya berdiri disini di balik kenyamanan yang bernama “pertemanan” dan hanya bisa memandang saja tanpa berani terlibat lebih jauh dengan segala konsekuensinya?
tentu saja saya takut. bukan takut akan penolakan (eh, itu juga masih kok) tapi takut dengan konsekuensi untuk bersama saya yang “sakit” ini. apakah seorang egois-bajingan-bipolar seperti saya bisa meyakinkan kalau saya tidak akan merenggut impian dan kebahagiaannya?
dimana kewarasan dan akal sehat saya di saat-saat seperti ini?
what should i do, what should i do, what should i do… just give me your hands. lets find a light. leave all this behind. and forget the world…
You have met me at a very strange time in my life 
kata orang: